RAGAM BAHASA DAN
LARAS BAHASA
MAKALAH
DISUSUN UNTUK MELENGKAPI
TUGAS-TUGAS MATA KULIAH PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA
Kelompok 5
Nama Kelompok :
-Ando Malau 13110031
-Jonathan Galio Hutabarat 13110032
-Julbahri Parapat 13110036
-Lopian Greace Angel 13110001
-Nando Rumahorbo 13110014
-Novi Apriliani Anggraini 13110050
-Riansen Girsang 13110018
Mata Kuliah : Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia
Grup : A
Dosen Pengasuh : Mery Chris I.
Saragih, S.Pd., M.Si.
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP
NOMMENSEN
PEMATANGSIANTAR
2016
KATA PENGANTAR
Pertama, penulis panjatkan puji dan
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya atas berkat dan rahmatNya
maka makalah ini dapat terselesaikan.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah
sebagai pelengkap tugas-tugas mata kuliah Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia.
Dalam makalah ini, penulis sadar benar akan banyaknya kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran
penulis terima demi penyempurnaan ke depannya.
Tidak
lupa penulis menghanturkan banyak terima kasih kepada dosen pengasuh mata
kuliah Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Indonesia, Ibu Mery Chris I. Saragih, S.Pd., M.Si. yang telah membimbing hingga terciptanya
makalah ini. Dan tak lupa ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan moril maupun materil.
Harapan dari penulis kiranya makalah
ini dapat memenuhi tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia.
Pematangsiantar, -Mey-2016
Penulis,
i
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar
Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................................. 2
1.3
Tujuan................................................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
2.1 Ragam Bahasa................................................................................................... 3
2.2 Laras Bahasa...................................................................................................... 6
BAB
III PENUTUP.............................................................................................................. 8
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahasa
Indonesia yang saat ini menjadi bahasa nasional berasal dari bahasa Melayu
dialek Riau. Pada saat itu, bahasa Melayu digunakan sebagai lingua franca di seluruh nusantara. Hal itu merupakan salah satu faktor
penting yang akhirnya menyebabkan bahasa Melayu Riau bertumbuh kembang menjadi
bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional terjadi pada tanggal
28 Oktober 1928, yaitu melalui Sumpah Pemuda butir ketiga.
Bahasa
Indonesia memiliki dua kedudukan, yaitu sebagai (1) bahasa nasional dan (2)
bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai: (a) lambang kebanggaan nasional,
(b) lambang identitas nasional, (c) alat pemersatu berbagai masyarakat yang
berbeda-beda latar belakang sosial, budaya, dan bahasa, dan (d) alat
perhubungan antarbudaya dan daerah.
Berdasarkan
kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: (a)
bahasa resmi negara, (b) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
(c) bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional, baik untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan maupun untuk kepentingan
pemerintahan dan (d) bahasa resmi di dalam kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan teknologi modern (Halim, 1976: 145 dikutip dari Setyawati, 2010: 1-2).
Sesuai
dengan berbagai fungsi di atas, tidak mengerankan jika bahasa Indonesia sebagai
alat komunikasi dipakai dalam berbagai keperluan tidak seragam, atau
berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi. Dengan kata lain, bahasa itu
dalam praktik pemakaiannya pada dasarnya beranekaragam. Keanekaragaman
pemakaian bahasa itulah yang dinamakan ragam bahasa. Sedangkan kesesuaian
antara bahasa dan dan pemakaiannya disebut laras bahasa.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam makalah ini:
1.
Apa
yang dimaksud dengan ragam bahasa dan bagaimana penggunaan ragam bahasa dalam
kehidupan masyarakat bahasa?
2.
Apa
yang dimaksud dengan laras bahasa dan bagaimana penggunaan laras bahasa dalam
kehidupan masyarakat bahasa?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang ditemukan maka tujuan
dalam penulisan makalah:
1.
Mendeskripsikan
ragam bahasa dan penggunaannya dalam kehidupan masyarakat bahasa.
2.
Mendeskripsikan
laras bahasa dan penggunaanya dalam kehidupan masyarakat bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Ragam Bahasa
Menurut Bachman (dalam Saragih, 2014:
34), ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium
pembicara. Dengan perkataan lain ialah bahwa pemakaian bahasa melibatkan
konteks pemakainya. Menurut Brown dan
Yule (1991) konteks berkenaan dengan lingkungan (environment) atau keadaan (circumstances).
Konteks-konteks itu mencakup; penutur (who)
dan mitra tutur (whom),topik (topic), media (medium) yang digunakan, kapan (when)
peristiwa bahasa itu berlangsung, dimana
(where) peristiwa bahasa terjadi,
bagaimana (how) pesan itu
disampaikan, dan mengapa(why)
berbahasa seperti itu. Pelibatan konteks
ke dalam kegiatan berbahasa menghasilkan interpretasi makna yang jauh lebih
tepat, dan menghasilkan ragam bahasa atau variasi bahasa. Menurut Pasaribu (2011:14), ada dua
hal pokok yang terdapat dalam ragam bahasa, yaitu berdasarkan: (1) media
berbahasa, (2) latar belakang penutur bahasa.
1.
Media
Berbahasa
Media
berbahasa merupakan alat yang digunakan dalam kegiatan berbahasa. Jika media
yang digunakan berhubungan dengan oral, maka hal itu disebut dengan ragam
lisan, dan jika media yang digunakan berhubungan dengan tulisan, maka hal itu
disebut dengan ragam tulisan. Ragam lisan bergantung pada tempat dan waktu
kegiatan berbahasa itu berlangsung sedangkan
ragam tulis tidak bergantung pada tempat dan waktu. Apa yang dituliskan
hari ini, di tempat ini dapat dibaca pada sembarang tempat dan sembarang waktu.
Penulis dan pembaca dalam komunikasi tulis terpisah dari konteks tempat dan waktu.
2.
Latar
Belakang Penutur
Berdasarkan
latar belakang penuturnya, dikenal dengan ragam daerah atau ragam dialek yang
berkaitan dengan asal penutur. Ragam daerah atau ragam dialek akan mencerminkan
asal penutur. Orang yang bersuku Batak akan berbeda dialeknya dengan orang yang
bersuku Aceh, begitu pula dengan orang yang bersuku Jawa akan berbeda pula
dialeknya dengan suku Batak dan Aceh.
Hal
ini sejalan dengan pendapat Setyawati (2013: 2) yang membagi ragam bahasa
atau variasi pemakaian bahasa berdasarkan
sarananya, suasananya, norma pemakaiannya, tempat atau daerahnya dan bidang
penggunaannya. Berdasarkan sarana pemakaiannya, ragam bahasa dapat dibedakan
atas ragam lisan dan tulis. Ragam lisan informasi yang disampaikan dapat
diperjelas dengan menggunakan intonasi, gerakan anggota tubuh tertentu dan
situasi tempat pembicaraan itu berlangsung. Sementara itu, ragam tulis
unsur-unsur bahasa yang digunakan cenderung tidak selengkap unsur bahasa ragam
lisan. Oleh sebab itu, agar informasi yang disampaikan secara tertulis menjadi
lebih jelas, unsur-unsur bahasa yang digunakannya harus lengkap. Bila
unsur-unsur yang digunakan tidak
lengkap, ada kemungkinan informasi yang disampaikan pun tidak dapat dipahami
secara tepat.
Berdasarkan
suasananya, ragam bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi ragam resmi atau
ragam formal dan ragam tidak resmi atau ragam tidak formal. Ragam resmi
merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam situasi resmi; sedangkan ragam
tidak resmi digunakan dalam situasi yang tidak resmi. Ragam resmi ditandai
dengan pemakaian unsur-unsur kebahasaan yang memperlihatkan tingkat kebakuan
yang tinggi. Sebaliknya, ragam tidak resmi ditandai dengan pemakaian
unsur-unsur kebahasaan yang memperlihatkan tingkat kebakuan yang rendah.
Ciri-ciri pemakaian ragam resmi
antara lain menggunakan :
a) unsur
gramatikal secara eksplisit dan konsisten,
b) afiks
secara lengkap,
c) menggunakan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD),
d) kata-kata
baku
e) pronomina
resmi
Selain
itu harus dihindari unsur kedaerahan atau asing yang belum diserap ke dalam
bahasa Indonesia. Ragam bahasa tidak resmi memiliki sifat anatara lain:
a) bentuk
kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan
konjungsi.
b) menggunakan
kata-kata yang biasa, dan lazim dipakai sehari-hari, misal: takkasih, bilang,
ndak, biarin, dan sebagainya.
Jika
ragam bahasa ditinjau berdasarkan sarana dan suasananya tersebut dipadukan,
maka kita dapat menemukan ragam lisan yang resmi dan ragam lisan yang tidak
resmi. Disamping itu, ada juga ragam tulis resmi dan ragam tulis tidak resmi.
Ragam lisan yang resmi, misalnya tampak dalam pembicaraan pada seminar,
simposium, lokakarya, rapat dinas, pidato, sidang, konferensi, kongkres,
muktamar dan sebagainya. Ragam tulis resmi antara lain digunakan pada penulisan
makalah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, surat-menyurat dinas,
dan sebagainya. Ragam lisan resmi pada dasarnya tidak jauh berbeda pada ragam
tulis resmi, terutama dalam tingkat kebakuan dan kelengkapan unsur bahasa yang
digunakan. Ragam lisan yang tidak resmi misalnya dapat diketahui dalam
pembicaraan di kantin kampus, warung bakso, percakapan antaranggota keluarga,
nonton wayang dan sebagainya. Ragam tulis tidak resmi antara lain dapat
ditemukan pada catatan buku harian, surat-surat pribadi, catatan kuliah dan
sebagainya.
Ragam
bahasa ditinjau berdasarkan norma pemakaiannya dapat dibedakan atas ragam baku
dan ragam tidak baku. Ragam baku adalah ragam bahasa yang pemakaiannya sesuai
dengan kaidah yang berlaku, baik kaidah ejaan maupun kaidah tata bahasa. Ragam
tidak baku adalah ragam bahasa yang pemakaiannya menyimpang dari kaidah yang
berlaku.
Jika
tinjauan ragam bahasa berdasarkan pemakaiannya dikaitkan dengan sarana
pengungkapannya, kita dapat menyebutkan adanya ragam lisan baku dan ragam lisan
tidak baku; begitu juga ada ragam tulis baku dan ragam tulis tidak baku. Ragam
lisan baku pemakaiannya sejalan dengan ragam lisan resmi; ragam lisan tidak
baku pemakaiannya sejalan dengan ragam lisan tidak resmi. Demikian pula, ragam
tulis tidak baku pemakaiannya sejalan dengan ragam tulis resmi dan ragam tulis
tidak baku pemakaiannya sejalan dengan ragam tulis tidak resmi.
Sementara
itu, jika dilihat berdasarkan tempat atau daerahnya, bahasa Indonesia terdiri
dari berbagai dialek, antara lain dialek; Jakarta, Jawa, Medan, Manado, Bali
dan lain-lain. Lebih lanjut ragam bahasa dapat pula dibedakan berdasarkan
bidang penggunaannya. Berdasarkan bidang penggunaannya, ragam bahasa dapat
dibedakan atas ragam bahasa ilmu, sastra, hukum, jurnalistik dan sebagainya.
Ragam bahasa ilmu dapat dijelaskan sebagai suatu ragam bahasa yang digunakan
untuk mengomunikasikan ilmu pengetahuan. Ragam bahasa sastra adalah ragam
bahasa yang digunakan di bidang sastra; ragam bahasa hukum adalah ragam bahasa
yang digunakan di bidang hukum; ragam bahasa jurnalistik adalah ragam bahasa
yang digunakan di bidang jurnalistik dan seterusnya.
2.2 Laras Bahasa
Laras bahasa
merupakan kesesuaian antara bahasa dan pemakainya. Maksudnya ialah kesesuaian
antara pemakainya dengan bahasa yang dipakai dalam bidang tertentu atau pemakaian bahasa yang disesuaikan dengan
bidang ilmunya. Dalam bidang kedokteran akan digunakan bahasa yang berkaitan
dengan kedokteran, misalnya kata telinga dan kuping digunakan istilah untuk
acuan yang berbeda; telinga adalah alat pendengaran bagian dalam, sedangkan kuping
adalah pada bagian dasarnya (Chaer, 2009:53). Jadi, kesesuaian antara bahasa dengan
pemakainya dalam bidang kedokteran disebut laras kedokteran.
Dalam Pasaribu
(2011:29) membagi laras bahasa menjadi beberapa jenis, diantaranya laras bahasa
agama, hukum, politik, kedokteran dan sastra. Sementara itu, menurut Saragih
(2014:39) laras bahasa terbagi atas:
a.
Laras Ilmiah
b.
Laras Ilmiah popular
c.
Laras feature
d.
Laras komik
e.
Laras sastra, yang masih dapat dibagi
atas laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya.
a.
Laras
Ilmiah
Laras Ilmiah
ialah bahasa yang digunakan untuk tujuan ilmiah, misalnya seperti karangan ilmiah.
Menurut Kosasih & Darma (2009: 1), karangan ilmiah merupakan karangan atau
tulisan yang disusun dengan metode ilmiah. yakni metode yang didasarkan cara
berpikir yang sistematis dan logis. Masalah-masalah yang disajikan didalamnya
adalah masalah-masalah faktual dan objektif.
Bahasa yang
digunakan dalam karangan ilmiah ialah bahasa yang lugas. Penggunaan kata dan
kalimat yang bermakna ganda harus dihindari. Lebih lanjut Kosasih menjelaskan
bahwa karangan ilmiah terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah sebagai
berikut:
1.
Laporan
Laporan
merupakan suatu cara berrkomunikasi untuk menyampaikan hal-hal penting kepada
seseorang atau suatu badan hukum sehubungan dengan tugas yang dibebankan
kepadanya. Menurut isinya sebuah laporan dapat berupa laporan buku, laporan
wawancara, laporan diskusi, laporan perjalanan, laporan pengamatan, laporan
peristiwa, dan laporan penelitian.
2.
Makalah
Makalah
merupakan karangan ilmiah yang membahas suatu persoalan beserta pemecahan
berdasarkan kajian literatur atau kajian lapangan. Menurut Rohmadi,dkk (2015:
138) makalah disusun untuk memenuhi tugas-tugas mata kuliah tertentu atau
memberikan saran tentang masalah tertentu secara ilmiah. Makalah dapat pula
berupa hasil penelitian yang disusun untuk dibahas dalam pertemuan ilmiah,
misalnya seminar atau lokakarya.
3.
Skripsi
Skripsi
merupakan karangan ilmiah yang disusun oleh mahasiswa S1 untuk menyelesaikan
pendidikannya (Kosasih& Darma, 2009: 4). Skripsi sebagai tanda bukti
mahasiswa dalam penelitian yang berhubungan dengan pemecahan masalah yang
sesuai dengan bidang studinya. Lebih lanjut Kosasih & Darma menjelaskan
bahwa skripsi berisiskan hasil penelitian yang diolah, dianalisis, dan
disimpulkan sesuai dengan tujuan penulisan.
4.
Tesis
Berbeda dengan
skripsi yang dikhususkan hanya untuk S1, maka tetis disusun oleh mahasiswa S2
untuk memperoleh gelar master atau magister. Tesis memiliki taraf keilmiahan
yang lebih tinggi.
5.
Disertasi
Disertasi
merupakan karangan ilmiah yang ditulis mahasiswa S3 untuk memperoleh gelar
doktor. Dibandingkan skripsi dan tesis, disertasi memiliki tingkat keilmiahan
yang lebih berbobot karena permasalahan yang dikaji lebih kompleks, mendalam, problematik,
dan komprehensif.
b.
Laras
Ilmiah Populer
Laras ilmiah
popular merupakan bahasa yang digunakan
untuk menyatakan topik yang akrab, menyenangkan bagi masyarakat atau orang
kebanyakan karena gayanya yang menarik
dan bahasanya yang mudah dipahami. Karangan ilmiah popular dijumpai
dalam media massa, seperti koran atau majalah. Kalimat-kalimatnya sederhana, lancar,
tetapi tidak berupa senda gurau dan fantasi.
Karangan ilmiah
populer yang dimaksud ialah seperti karangan narasi, eksposisi, argumentasi,
persuasi, dan deskripsi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam
bahasa Indonesia dikenal dengan ragam bahasa dan laras bahasa. Ragam bahasa adalah
variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang
dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Menurut
Pasaribu (2011:14), ada dua hal pokok yang terdapat dalam ragam bahasa, yaitu
berdasarkan: (1) media berbahasa, (2) latar belakang
penutur bahasa. Sementara itu, Setyawati (2013: 2) membagi ragam bahasa atau variasi pemakaian bahasa berdasarkan sarananya,
suasananya, norma pemakaiannya, tempat atau daerahnya dan bidang penggunaannya.
Sedangkan laras bahasa merupakan
kesesuaian antara bahasa dan pemakainya. Maksudnya ialah kesesuaian antara
pemakainya dengan bahasa yang dipakai dalam bidang tertentu atau pemakaian bahasa yang disesuaikan dengan
bidang ilmunya.
3.2 Saran
Penulis
menyadari kurangnya materi yang
terkandung di dalam makalah ini, untuk itu dalam memperluas pemahaman pembaca
tentang materi ragam bahasa dan laras bahasa, diharapkan menggunakan panduan
tambahan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, Gillian dan George Yule. 1996.
Analisis Wacana. Terjemahan I. Soetikno.Jakarta: Gramedia.
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar
Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. 1991. Diksi dan Gaya bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Kosasih, E dan Yoce A. Darma. 2009. Menulis
Karangan Ilmiah. Jakarta: Nobel Edumedia.
Pasaribu, Elfrida. 2011. Diktat: Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Pematangsiantar: FKIP Universitas HKBP
Nommensen.
Rohmadi, Muhammad, dkk. 2015. Bahasa
Indonesia. Surakarta: Pustaka Briliant.
Saragih, Elza Lelyli Lisnora. 2014. Diktat: Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Medan: FKIP
Universitas HKBP Nommensen.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis
Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka.