Sabtu, 28 Mei 2016

RAGAM BAHASA DAN LARAS BAHASA



RAGAM BAHASA DAN LARAS BAHASA
MAKALAH
DISUSUN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS MATA KULIAH PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Kelompok 5                                                   
Nama Kelompok            : -Ando Malau                                   13110031
                                        -Jonathan Galio Hutabarat                13110032
                                        -Julbahri Parapat                               13110036
                                        -Lopian Greace Angel                      13110001
                                        -Nando Rumahorbo                          13110014
                                        -Novi Apriliani Anggraini                13110050
                                        -Riansen Girsang                              13110018
Mata Kuliah                  : Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia
Grup                              : A
Dosen Pengasuh            : Mery Chris I. Saragih, S.Pd., M.Si.


 






FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
PEMATANGSIANTAR
2016


KATA PENGANTAR

            Pertama, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya atas berkat dan rahmatNya maka makalah ini dapat terselesaikan.
             Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai pelengkap tugas-tugas mata kuliah Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Dalam makalah ini, penulis sadar benar akan banyaknya  kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran penulis terima demi penyempurnaan ke depannya.
Tidak lupa penulis menghanturkan banyak terima kasih kepada dosen pengasuh mata kuliah Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, Ibu Mery Chris I. Saragih, S.Pd., M.Si. yang telah membimbing hingga terciptanya makalah ini. Dan tak lupa ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil.
            Harapan dari penulis kiranya makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia.
                                                                                                                            







Pematangsiantar,  -Mey-2016
Penulis,


i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................   i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................  ii
BAB I     PENDAHULUAN..................................................................................................   1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................  1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................  2
1.3 Tujuan................................................................................................................  2
BAB II    PEMBAHASAN.....................................................................................................   3
2.1 Ragam Bahasa...................................................................................................  3
            2.2 Laras Bahasa...................................................................................................... 6

BAB III   PENUTUP..............................................................................................................    8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................   9









ii


BAB I
PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang
          Bahasa Indonesia yang saat ini menjadi bahasa nasional berasal dari bahasa Melayu dialek Riau. Pada saat itu, bahasa Melayu digunakan sebagai lingua franca di seluruh nusantara. Hal itu merupakan salah satu faktor penting yang akhirnya menyebabkan bahasa Melayu Riau bertumbuh kembang menjadi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928, yaitu melalui Sumpah Pemuda butir ketiga.
Bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan, yaitu sebagai (1) bahasa nasional dan (2) bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai: (a) lambang kebanggaan nasional, (b) lambang identitas nasional, (c) alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial, budaya, dan bahasa, dan (d) alat perhubungan antarbudaya dan daerah.
            Berdasarkan kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: (a) bahasa resmi negara, (b) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, (c) bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional, baik untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan maupun untuk kepentingan pemerintahan dan (d) bahasa resmi di dalam kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern (Halim, 1976: 145 dikutip dari Setyawati, 2010: 1-2).
            Sesuai dengan berbagai fungsi di atas, tidak mengerankan jika bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dipakai dalam berbagai keperluan tidak seragam, atau berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi. Dengan kata lain, bahasa itu dalam praktik pemakaiannya pada dasarnya beranekaragam. Keanekaragaman pemakaian bahasa itulah yang dinamakan ragam bahasa. Sedangkan kesesuaian antara bahasa dan dan pemakaiannya disebut laras bahasa.


1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini:
1.    Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa dan bagaimana penggunaan ragam bahasa dalam kehidupan masyarakat bahasa?
2.    Apa yang dimaksud dengan laras bahasa dan bagaimana penggunaan laras bahasa dalam kehidupan masyarakat bahasa?

1.3  Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang ditemukan maka tujuan dalam penulisan makalah:
1.    Mendeskripsikan ragam bahasa dan penggunaannya dalam kehidupan masyarakat bahasa.
2.    Mendeskripsikan laras bahasa dan penggunaanya dalam kehidupan masyarakat bahasa.




  

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ragam Bahasa   
Menurut Bachman (dalam Saragih, 2014: 34), ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut  hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Dengan perkataan lain ialah bahwa pemakaian bahasa melibatkan konteks pemakainya. Menurut  Brown dan Yule (1991) konteks berkenaan dengan lingkungan (environment) atau keadaan (circumstances). Konteks-konteks itu mencakup; penutur (who) dan mitra tutur (whom),topik (topic), media (medium) yang digunakan, kapan (when) peristiwa bahasa itu  berlangsung, dimana (where) peristiwa bahasa terjadi, bagaimana (how) pesan itu disampaikan, dan mengapa(why) berbahasa seperti itu.  Pelibatan konteks ke dalam kegiatan berbahasa menghasilkan interpretasi makna yang jauh lebih tepat, dan menghasilkan ragam bahasa atau variasi bahasa.  Menurut Pasaribu (2011:14), ada dua hal pokok yang terdapat dalam ragam bahasa, yaitu berdasarkan: (1) media berbahasa, (2) latar belakang penutur bahasa.
1.    Media Berbahasa
Media berbahasa merupakan alat yang digunakan dalam kegiatan berbahasa. Jika media yang digunakan berhubungan dengan oral, maka hal itu disebut dengan ragam lisan, dan jika media yang digunakan berhubungan dengan tulisan, maka hal itu disebut dengan ragam tulisan. Ragam lisan bergantung pada tempat dan waktu kegiatan berbahasa itu berlangsung sedangkan  ragam tulis tidak bergantung pada tempat dan waktu. Apa yang dituliskan hari ini, di tempat ini dapat dibaca pada sembarang tempat dan sembarang waktu. Penulis dan pembaca dalam komunikasi tulis terpisah dari konteks tempat dan waktu.
2.    Latar Belakang Penutur
Berdasarkan latar belakang penuturnya, dikenal dengan ragam daerah atau ragam dialek yang berkaitan dengan asal penutur. Ragam daerah atau ragam dialek akan mencerminkan asal penutur. Orang yang bersuku Batak akan berbeda dialeknya dengan orang yang bersuku Aceh, begitu pula dengan orang yang bersuku Jawa akan berbeda pula dialeknya dengan suku Batak dan Aceh.
       Hal ini sejalan dengan pendapat Setyawati (2013: 2) yang membagi ragam bahasa atau   variasi pemakaian bahasa berdasarkan sarananya, suasananya, norma pemakaiannya, tempat atau daerahnya dan bidang penggunaannya. Berdasarkan sarana pemakaiannya, ragam bahasa dapat dibedakan atas ragam lisan dan tulis. Ragam lisan informasi yang disampaikan dapat diperjelas dengan menggunakan intonasi, gerakan anggota tubuh tertentu dan situasi tempat pembicaraan itu berlangsung. Sementara itu, ragam tulis unsur-unsur bahasa yang digunakan cenderung tidak selengkap unsur bahasa ragam lisan. Oleh sebab itu, agar informasi yang disampaikan secara tertulis menjadi lebih jelas, unsur-unsur bahasa yang digunakannya harus lengkap. Bila unsur-unsur  yang digunakan tidak lengkap, ada kemungkinan informasi yang disampaikan pun tidak dapat dipahami secara tepat.
Berdasarkan suasananya, ragam bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi ragam resmi atau ragam formal dan ragam tidak resmi atau ragam tidak formal. Ragam resmi merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam situasi resmi; sedangkan ragam tidak resmi digunakan dalam situasi yang tidak resmi. Ragam resmi ditandai dengan pemakaian unsur-unsur kebahasaan yang memperlihatkan tingkat kebakuan yang tinggi. Sebaliknya, ragam tidak resmi ditandai dengan pemakaian unsur-unsur kebahasaan yang memperlihatkan tingkat kebakuan yang rendah.
Ciri-ciri pemakaian ragam resmi antara lain menggunakan :
a)      unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten,
b)      afiks secara lengkap,
c)      menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD),
d)     kata-kata baku
e)      pronomina resmi
Selain itu harus dihindari unsur kedaerahan atau asing yang belum diserap ke dalam bahasa Indonesia. Ragam bahasa tidak resmi memiliki sifat anatara lain:
a)      bentuk kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan konjungsi.
b)      menggunakan kata-kata yang biasa, dan lazim dipakai sehari-hari, misal: takkasih, bilang, ndak, biarin, dan sebagainya.
Jika ragam bahasa ditinjau berdasarkan sarana dan suasananya tersebut dipadukan, maka kita dapat menemukan ragam lisan yang resmi dan ragam lisan yang tidak resmi. Disamping itu, ada juga ragam tulis resmi dan ragam tulis tidak resmi. Ragam lisan yang resmi, misalnya tampak dalam pembicaraan pada seminar, simposium, lokakarya, rapat dinas, pidato, sidang, konferensi, kongkres, muktamar dan sebagainya. Ragam tulis resmi antara lain digunakan pada penulisan makalah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, surat-menyurat dinas, dan sebagainya. Ragam lisan resmi pada dasarnya tidak jauh berbeda pada ragam tulis resmi, terutama dalam tingkat kebakuan dan kelengkapan unsur bahasa yang digunakan. Ragam lisan yang tidak resmi misalnya dapat diketahui dalam pembicaraan di kantin kampus, warung bakso, percakapan antaranggota keluarga, nonton wayang dan sebagainya. Ragam tulis tidak resmi antara lain dapat ditemukan pada catatan buku harian, surat-surat pribadi, catatan kuliah dan sebagainya.
Ragam bahasa ditinjau berdasarkan norma pemakaiannya dapat dibedakan atas ragam baku dan ragam tidak baku. Ragam baku adalah ragam bahasa yang pemakaiannya sesuai dengan kaidah yang berlaku, baik kaidah ejaan maupun kaidah tata bahasa. Ragam tidak baku adalah ragam bahasa yang pemakaiannya menyimpang dari kaidah yang berlaku.
Jika tinjauan ragam bahasa berdasarkan pemakaiannya dikaitkan dengan sarana pengungkapannya, kita dapat menyebutkan adanya ragam lisan baku dan ragam lisan tidak baku; begitu juga ada ragam tulis baku dan ragam tulis tidak baku. Ragam lisan baku pemakaiannya sejalan dengan ragam lisan resmi; ragam lisan tidak baku pemakaiannya sejalan dengan ragam lisan tidak resmi. Demikian pula, ragam tulis tidak baku pemakaiannya sejalan dengan ragam tulis resmi dan ragam tulis tidak baku pemakaiannya sejalan dengan ragam tulis tidak resmi.
Sementara itu, jika dilihat berdasarkan tempat atau daerahnya, bahasa Indonesia terdiri dari berbagai dialek, antara lain dialek; Jakarta, Jawa, Medan, Manado, Bali dan lain-lain. Lebih lanjut ragam bahasa dapat pula dibedakan berdasarkan bidang penggunaannya. Berdasarkan bidang penggunaannya, ragam bahasa dapat dibedakan atas ragam bahasa ilmu, sastra, hukum, jurnalistik dan sebagainya. Ragam bahasa ilmu dapat dijelaskan sebagai suatu ragam bahasa yang digunakan untuk mengomunikasikan ilmu pengetahuan. Ragam bahasa sastra adalah ragam bahasa yang digunakan di bidang sastra; ragam bahasa hukum adalah ragam bahasa yang digunakan di bidang hukum; ragam bahasa jurnalistik adalah ragam bahasa yang digunakan di bidang jurnalistik dan seterusnya.


2.2 Laras Bahasa
Laras bahasa merupakan kesesuaian antara bahasa dan pemakainya. Maksudnya ialah kesesuaian antara pemakainya dengan bahasa yang dipakai dalam bidang tertentu  atau pemakaian bahasa yang disesuaikan dengan bidang ilmunya. Dalam bidang kedokteran akan digunakan bahasa yang berkaitan dengan kedokteran, misalnya kata telinga dan kuping digunakan istilah untuk acuan yang berbeda; telinga adalah alat pendengaran bagian dalam, sedangkan kuping adalah pada bagian dasarnya (Chaer, 2009:53). Jadi, kesesuaian antara bahasa dengan pemakainya dalam bidang kedokteran disebut laras kedokteran.
Dalam Pasaribu (2011:29) membagi laras bahasa menjadi beberapa jenis, diantaranya laras bahasa agama, hukum, politik, kedokteran dan sastra. Sementara itu, menurut Saragih (2014:39) laras bahasa terbagi atas:
a.       Laras Ilmiah
b.      Laras Ilmiah popular
c.       Laras feature
d.      Laras komik
e.       Laras sastra, yang masih dapat dibagi atas laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya.

a.      Laras Ilmiah
Laras Ilmiah ialah bahasa yang digunakan untuk tujuan ilmiah, misalnya seperti karangan ilmiah. Menurut Kosasih & Darma (2009: 1), karangan ilmiah merupakan karangan atau tulisan yang disusun dengan metode ilmiah. yakni metode yang didasarkan cara berpikir yang sistematis dan logis. Masalah-masalah yang disajikan didalamnya adalah masalah-masalah faktual dan objektif.
Bahasa yang digunakan dalam karangan ilmiah ialah bahasa yang lugas. Penggunaan kata dan kalimat yang bermakna ganda harus dihindari. Lebih lanjut Kosasih menjelaskan bahwa karangan ilmiah terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Laporan
Laporan merupakan suatu cara berrkomunikasi untuk menyampaikan hal-hal penting kepada seseorang atau suatu badan hukum sehubungan dengan tugas yang dibebankan kepadanya. Menurut isinya sebuah laporan dapat berupa laporan buku, laporan wawancara, laporan diskusi, laporan perjalanan, laporan pengamatan, laporan peristiwa,  dan laporan penelitian.
2.      Makalah
Makalah merupakan karangan ilmiah yang membahas suatu persoalan beserta pemecahan berdasarkan kajian literatur atau kajian lapangan. Menurut Rohmadi,dkk (2015: 138) makalah disusun untuk memenuhi tugas-tugas mata kuliah tertentu atau memberikan saran tentang masalah tertentu secara ilmiah. Makalah dapat pula berupa hasil penelitian yang disusun untuk dibahas dalam pertemuan ilmiah, misalnya seminar atau lokakarya.
3.      Skripsi
Skripsi merupakan karangan ilmiah yang disusun oleh mahasiswa S1 untuk menyelesaikan pendidikannya (Kosasih& Darma, 2009: 4). Skripsi sebagai tanda bukti mahasiswa dalam penelitian yang berhubungan dengan pemecahan masalah yang sesuai dengan bidang studinya. Lebih lanjut Kosasih & Darma menjelaskan bahwa skripsi berisiskan hasil penelitian yang diolah, dianalisis, dan disimpulkan sesuai dengan tujuan penulisan.
4.      Tesis
Berbeda dengan skripsi yang dikhususkan hanya untuk S1, maka tetis disusun oleh mahasiswa S2 untuk memperoleh gelar master atau magister. Tesis memiliki taraf keilmiahan yang lebih tinggi.
5.      Disertasi
Disertasi merupakan karangan ilmiah yang ditulis mahasiswa S3 untuk memperoleh gelar doktor. Dibandingkan skripsi dan tesis, disertasi memiliki tingkat keilmiahan yang lebih berbobot karena permasalahan yang dikaji lebih kompleks, mendalam, problematik, dan komprehensif.

b.      Laras Ilmiah Populer
Laras ilmiah popular merupakan  bahasa yang digunakan untuk menyatakan topik yang akrab, menyenangkan bagi masyarakat atau orang kebanyakan karena gayanya yang menarik  dan bahasanya yang mudah dipahami. Karangan ilmiah popular dijumpai dalam media massa, seperti koran atau majalah. Kalimat-kalimatnya sederhana, lancar, tetapi tidak berupa senda gurau dan fantasi.
Karangan ilmiah populer yang dimaksud ialah seperti karangan narasi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan deskripsi.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan ragam bahasa dan laras bahasa. Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut  hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Menurut Pasaribu (2011:14), ada dua hal pokok yang terdapat dalam ragam bahasa, yaitu berdasarkan: (1) media berbahasa, (2) latar belakang penutur bahasa. Sementara itu, Setyawati (2013: 2)  membagi ragam bahasa atau   variasi pemakaian bahasa berdasarkan sarananya, suasananya, norma pemakaiannya, tempat atau daerahnya dan bidang penggunaannya.
            Sedangkan laras bahasa merupakan kesesuaian antara bahasa dan pemakainya. Maksudnya ialah kesesuaian antara pemakainya dengan bahasa yang dipakai dalam bidang tertentu  atau pemakaian bahasa yang disesuaikan dengan bidang ilmunya.

3.2 Saran                                                          
                        Penulis menyadari kurangnya  materi yang terkandung di dalam makalah ini, untuk itu dalam memperluas pemahaman pembaca tentang materi ragam bahasa dan laras bahasa, diharapkan menggunakan panduan tambahan lainnya.








DAFTAR PUSTAKA


Brown, Gillian dan George Yule. 1996. Analisis Wacana. Terjemahan  I. Soetikno.Jakarta: Gramedia.
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. 1991. Diksi dan Gaya bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kosasih, E dan Yoce A. Darma. 2009. Menulis Karangan Ilmiah. Jakarta: Nobel Edumedia.
Pasaribu, Elfrida. 2011. Diktat: Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Pematangsiantar: FKIP Universitas HKBP Nommensen.
Rohmadi, Muhammad, dkk. 2015. Bahasa Indonesia. Surakarta: Pustaka Briliant.
Saragih, Elza Lelyli Lisnora. 2014. Diktat: Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Medan: FKIP Universitas HKBP Nommensen.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar